Puncak Jaya, 5 Juni 2025 – Situasi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya kembali memanas. Bentrokan antar dua kelompok massa pecah sejak Kamis pagi (5/6), menyebar ke sejumlah titik di Kota Mulia. Insiden tragis ini mengakibatkan 2 orang tewas, 215 lainnya luka-luka, serta 12 unit bangunan hangus terbakar.
Bentrokan pertama terjadi sekitar pukul 08.30 WIT di Kampung Karubate, dan dalam waktu satu jam meluas hingga SMP Negeri 1 Mulia, Kampung Usir Belakang, hingga Kampung Pagaleme. Informasi lapangan menyebutkan aksi saling serang ini merupakan buntut dari ketegangan sebelumnya yang pecah pada 3 Juni 2025.
Pihak Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya bersama unsur TNI-Polri bertindak cepat. Penjabat Bupati Puncak Jaya, Kapolres Puncak Jaya, Dandim 1714/PJ, dan sejumlah pejabat keamanan turun langsung ke lokasi kejadian guna mengendalikan situasi.
12 Bangunan Dibakar, 2 Warga Tewas
Bentrokan menyebabkan 9 rumah dan 3 honai terbakar. Kebakaran awal tercatat di Karubate, disusul pembakaran rumah di sejumlah titik lain sepanjang sore hari.
Dua korban tewas berasal dari kelompok massa 02, yakni:
Ilunik Wonda (40), petani dari Kampung Yambi Dugun
Opfen Gire (50), petani dari kampung yang sama
Korban luka mencapai 215 orang, terdiri dari 109 orang dari kelompok 01 dan 106 orang dari kelompok 02.
Pemicu Konflik: Ketidakpuasan Politik dan Prosesi Adat Tertunda
Dugaan kuat, konflik dipicu oleh ketidakpuasan terhadap penanganan korban bentrokan sebelumnya serta ketidakjelasan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Di sisi lain, prosesi adat “Potong Tali Panah”, yang krusial dalam penyelesaian konflik horizontal, belum dilaksanakan.
Langkah Penanganan dan Potensi Ancaman Keamanan
Pemerintah bersama aparat keamanan saat ini tengah mengumpulkan massa untuk proses damai lanjutan. Penanganan juga mencakup patroli rutin, penyekatan wilayah rawan, dan upaya memperkuat koordinasi antar tokoh masyarakat.
Muncul dugaan bahwa provokator dari luar daerah ikut memperkeruh situasi, memanfaatkan kekosongan politik dan kelambatan adat sebagai celah.
Aparat juga memperingatkan bahwa ancaman pembakaran rumah di malam hari masih tinggi, termasuk potensi gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang bisa menyusup dan memanfaatkan kekacauan.